Selasa, 03 Juni 2014

Penyelesaian Sengketa Dalam Hukum Internasional

PENYELESAIAN SENGKETA DALAM HUKUM INTERNASIONAL



   
Penyelesaian sengketa dalam hukum internasional, baiklah sebelum penulis akan menjabarkan mengenai judul ini penulis akan membagikan sedikit cerita yang melatar belakangi penulisan kali ini. Selasa 3 Juni 2014 penulis menjalani UAS mata kuliah hukum internasional, mata kuliah hukum internasional merupakan salah satu mata kuliah yang sangat penulis gemari terutama dosen pengampu mata kuliah ini beliau bernama Dayu Rika Perdana, S.Pd, M.Pd. Yang kami panggil Bunda (Hanya Panggilan Beliau Masih Gadis). Namun karena kelalaian penulis, penulis gagal dalam soal UAS tersebut dari 8 bab yang harus dikuasai penulis hanya menguasai 6 bab karena penulis menyia-nyiakan waktu yang ada, dan ternyata soal yang penulis dapatkan adalah soal untuk menjabarkan seluruh isi yang ada di bab 8. Dan teman-teman pasti bisa menebak hasilnya seperti apa. Pesan yang ingin penulis sampaikan sebagai pembuka adalah tidak penting seberapa hebat teman-teman dalam menguasai materi, tidak penting seberapa tinggi kecerdasan teman-teman. Orang yang maju tanpa persiapan maka bersiaplah hancur tanpa kehormatan. Dan yang paling menyakitkan dari itu semua adalah saat kepercayaan terhadap kita menghilang. Ok tidak perlu panjang kali lebar semoga tulisan ini bisa sedikit bermanfaat untuk teman-teman, tulisan yang penulis coba buat sebaik mungkin untuk memperbaiki kesalahan penulis.

                          PENYELESAIAN SENGKETA DALAM HUKUM INTERNASIONAL

A PENGERTIAN SENGKETA INTERNASIONAL

    Sengketa (dispute) merupakan ketidak sepahaman mengenai sesuatu hal antara dua orang atau lebih. Sengketa tidak pernah bisa terpisahkan dengan konflik karena sengketa adalah sebuah konflik namun tidak semua konflik dapat di kategorikan sebagai sengketa. Konflik sendiri memiliki pengertian pertikaian antara pihak-pihak. Bagaimana cara membedakan konflik dengan sengketa, sengketa lebih sederhana misalnya saja sengketa antara Indonesia dengan Malaysia mengenai pulau sipadan dan ligitan ini merupakan sengketa, dan contoh konflik misalnya palestina dengan israel. Mengapa palestina dan israel disebut konflik ini karena kompleksnya permasalahan antara pihak-pihak yang terkait, dan umumnya dalam konflik terdapat banyak sengketa khusus (specific dispute).

    Kemudian apa yang dimaksud dengan sengketa internasional ? Sengketa Internasional adalah sengketa yang bukan secara ekslusif merupakan urusan dalam negeri suatu negara. Dari pengertian ini tentu dapat di pahami bahwa sengketa internasional merupakan sengketa yang cakupanya diluar urusan ekslusif dalam negeri suatu negara. Contohnya negara dengan negara atau karena seiringnya perkembangan mengenai subjek HI bisa juga terjadi sengketa negara dengan non negara.

B PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

    Dalam penyelesaian sengketa dalam hukum internasional  ada dua alternatif yang bisa dipilih, yaitu ingin diseslesaikan dengan jalur damai atau kekerasan. Mudahkan?
Memang mudah tapi alternatif yang dipilih tentu akan menyangkut kepentingan banyak pihak, contoh jika memilih alternatif kekerasan tentu jika sengketa tersebut antar negara dengan negara maka akan ada berapa juta jiwa yang tidak berdosa akan ikut terlibat oleh karena itu gagasan untuk menyelesaikan sengketa melalui jalan damai sudah diusahakan sejak lama salah satu contoh penting gagasan ini tertuang dalam Pasal 2 (3) Piagam PBB yang menyatakan bahwa:

“All member shall settle their international dispute by peaceful means in such a manner that international peace & security, and justice, are not endagered”

Yang Artinya: “Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka dengan cara-cara damai sedemikian rupa sehingga perdamaian internasional dan keamanan, dan keadilan, tidak terancam”

Selanjutnya, dari dua alternatif tersebut terbagi lagi kedalam beberapa cara penyelesaian yakni:

1. Jalur Damai
    Jalur damai, adalah penyelesaian sengketa dengan itikad baik tanpa kekerasan jalur ini terbagi kedalam dua kategori besar yaitu jalur politik dan jalur hukum.

    a. Jalur politik
    Jalur politik atau disebut juga dengan penyelesaian dengan cara diplomatik bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1) Negosiasi : yaitu duduk bersama antara pihak-pihak yang bertikai untuk membicarakan penyelesaian   sengketa
2) Jasa Baik : yaitu melibatkan pihak ketiga sebagai media untuk berkomunikasi atau mengupayakan pertemuan tanpa trlibat perundingan itu sendiri.
3) Mediasi: di bandingkan jasa baik mediator lebih berperan aktif mendamaikan pihak yang bersengketa juga sudah memiliki kewenangan tertentu. ( mediator bisa negara, NGO, atau organisasi internasional yang dianggap netral)
4) Pencari Fakta / inquiry : Mencari fakta-fakta yang ada antara pihak-pihak yang bersengketa sampai fakta yang disampaikan salah satu pihak dapat diterima pihak lain.
5) Konsiliasi : penggabungan antara cara inquiry dan mediasi dalam menyelesaikan sengketa.
6) Penyelesaian Melalui PBB:  dilakukan oleh sekjen PBB, majelis umum maupun dewan keamanan sebagai mediator pihak-pihak yang bersengketa.
7) Penyelesaian Melalui Organisasi Regional: biasanya dilakukan sebelum ke tingkat lebih tinggi atau sebelum diajukan ke dewan keamanan PBB.


b. Jalur Hukum
Penyelesaian melalui jalur hukum dapat diseselaikan dengan dua cara yakni jalur arbitrase dan jalur pengadilan internasional
1) Jalur arbitrase : Jalur damai memiliki tiga prinsip yaitu:
     a) Arbitrase sebagai penyelesai sengketa
     b) Putusan arbitrase mengikat secara hukum
     c) Dalam proses arbitrase para pihak dapat memilih arbitrornya
2) Penyelesaian sengketa jalur pengadilan internasional: ada beberapa pengadilan internasional.
     a) Internatinal Court of Justice (ICJ) :Pengadilan dibidang hukum antar negara
     b) Permanent Court of International of Justice (PCIJ) :Pengadilan dibidang harta benda suatu negara
    c) Internatinal Criminal Court (ICC) :Pengadilan untuk individu yang melakukan kejahatan internasional

2 Jalur Kekerasan
    Penyelesaian dengan kekerasan atau tidak damai dapat berupa:
1) Retorsi : Retorsi yaitu tindakan tidak bersahabat yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara lain yang telah lebih dahulu melakukan tindakan yang tidak bersahabat.
2) Reprisal : yaitu tindakan pembalasan, dalam perkembanganya reprisal diartikan dengan upaya paksa oleh suatu negara terhadap negara lain, dengan maksud untuk menyelesaikan sengketa yang timbul karena negara yang dikenai reprisal telah melakukan tindakan yang ilegal atau tidak dibenarkan.
3) Blokade Damai : menutupi jalur atau menutup hubungan kerjasama. Sebagai tindakan permintaan ganti rugi yang diderita negara yang memblokade.
4) Embargo : Embargo adalah larangan ekspor barang ke negara yang dikenai embargo. Cara ini kurang efektif namun lebih sedikit resikonya untuk meningkat ke perang.
5) Perang : kegiatan perlawanan dengan cara kekerasan yang berguna untuk menaklukan negara lawan sehingga negara yang kalah tidak memiliki alternatif lain kecuali menerima syarat-syarat penyelesaian yang ditentukan oleh negara pemenang perang.


DAFTAR PUSTAKA
Sefriani. 2010. Hukum Internasional Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Bahan Ajar Mata Kuliah Hukum Internasional
Sumber Gambar : www.pertahananbangsa.blogspot.com




Jumat, 30 Mei 2014

Pengertian Bangsa dan Faktor Pembentuk Bangsa

PENGERTIAN BANGSA DAN FAKTOR PEMBENTUK BANGSA

A. Pengertian Bangsa
Bangsa dalam bahasa inggris disebut "nation", yang berarti sejumlah orang yang dipersatukan karena persamaan cita-cita dan keinginan untuk bernegara. Bangsa sendiri berasal dari bahasa sansekerta "wangsa" yang berarti orang-orang yang satu keturunan. Berikut ini beberapa definisi mengenai bangsa menurut para ahli:

a. Ernest Renan (Perancis)
    Bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama atau hasrat bersatu dengan perasaan setia kawan yang agung, memiliki persamaan sejarah masa lampau dan persamaan cita-cita.

Kamis, 29 Mei 2014

Teori Belajar Neuroscience


TEORI BELAJAR NEUROSCIENCE


Oleh: JeckProdes Wijaya_1213032039 (Ganjil)

   
Teori belajar neuroscience adalah teori belajar yang menekankan pada kinerja otak yaitu tentang bagaimana keseluruhan proses berfikir, proses berfikir juga mencakup hal yang luas dari proses berpikir tersebut menghasilkan pengetahuan, sikap, dan prilaku atau tindakan. Teori ini mempelajari mengenai otak dan seluruh fungsi-fungsi syaraf. Teori ini juga mempelajari tentang berbagai macam penyakit pada otak. Bila kita tinjau ketika manusia dilahirkan manusia dianugrahi dengan otak yang sama, menurut Adi Gunawan (2006) otak terdiri dari sekitar satu triliun sel otak yang masing-masing terdiri dari sekitar seratus milyar sel otak active dan sisanya sekitar Sembilan ratus milyar adalah sel otak pendukung.  Namun mengapa tingkat kecerdasan manusia berbeda-beda itu disebabkan karena perbedaan dalam meningkatkan potensi yang telah dimiliki, kecerdasan manusia tidak hanya ditentukan oleh banyaknya jumlah sel otak namun lebih kepada berapa banyak koneksi yang bisa terjadi antara masing-masing sel otak. Hal ini sangat penting terutama dalam proses belajar dan pembelajaran karena mampu atau tidaknya seseorang dalam menangkap informasi atau ilmu pengetahuan yang disampaikan ditentukan oleh kesiapan otak untuk menagkap informasi atau ilmu pengetahuan tersebut jika otak tidak siap maka proses pembelajaran tidak akan pernah terjadi oleh karena itu disini penulis akan sedikit memaparkan tentang bagaimana teori kerja otak atau neurosciense.

Rabu, 14 Mei 2014

Hakikat Dan Pengertian Globalisasi

HAKIKAT DAN PENGERTIAN GLOBALISASI

 Oleh: Jeck Prodes Wijaya_1213032039 (Ganjil)   
 (Sumber Gambar: http://www.kaskus.co.id)

       Pengertian globalisasi, baiklah disini penulis akan memaparkan sedikit tentang pengertian globalisasi. Kata globalisasi mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita semua akan tetapi berangkat dari pengalaman penulis ketika ada yang bertanya tentang pengertian globalisasi selalu ada keragu-raguan untuk menjawabnya dan tetap mencari-cari pengertian globalisasi padahal sebenarnya jawabanya sudah penulis ketahui. Oleh karena itu disini penulis akan memaparkan hakikat dan pengertian dari globalisasi untuk teman-teman pembaca sekalian yang mungkin pernah ragu-ragu atau kurang yakin dengan jawabanya tentang hakikat dan pengertian globalisasi, harapanya tulisan ini dapat menghilangkan keraguraguan dari teman-teman. Berikut hakikat dan pengertian globalisasi yang telah penulis kumpulkan dari berbagai sumber di tambah dengan beberapa contoh dan dampak yang di timbulkanya semoga bermanfaat.
 

1.    Hakikat dan Pengertian Globalisasi

        Pengertian globalisasi secara arti bahasa globalisasi berasal terdiri dari kata globe yang berarti dunia atau universal sedangkan isasi dalam bahasa Indonesia selalu beridentik dengan makna proses. Jadi secara bahasa pengertian globalisasi merupakan proses penduniaan atau suatu proses yang universal atau mendunia.
Didalam Wikipedia Indonesia globalisasi diartikan sebagai suatu keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Sedangkan menurut Malcom Waters : Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang.
      Dari pengertian tersebut semuanya memiliki keterkaitan yang dapat kita hubungkan yang pertama globalisasi merupakan proses yang kedua proses tersebut akhirnya menimbulkan perubahan-perubahan yang menyebabkan saling terkaitnya elemen-elemen yang ada baik itu manusia maupun yang lainya seperti ekonomi, teknologi, budaya, dan lain sebagainya dan yang ketiga proses tersebut mengaburkan batas-batas Negara ataupun territorial dari suatu bangsa. Jadi dapat kita definisikan secara kontekstual bahwa globalisasi merupakan serangkaian proses yang menimbulkan semakin eratnya keterkaitan-keterkaitan antar elemen-elemen bangsa dan manusia diseluruh dunia sehingga menimbulkan perubahan-perubahan tertentu dan mengaburkan batas-batas Negara.

Minggu, 04 Mei 2014

Lima Pilar Belajar Indonesia Dalam Pembelajaran


IMPLEMENTASI LIMA PILAR BELAJAR PENDIDIKAN INDONESIA DALAM PEMBELAJARAN

Oleh: Jeck Prodes Wijaya_1213032039 (Ganjil)

    Pilar merupakan sebuah penopang atau penyangga, dalam sebuah bangunan pilar yang dapat membuat bangunan berdiri tegak dan kokoh. Dalam sistem pendidikan juga demikian terdapat pilar yang menjadi penyangga sehingga sebuah sistem dapat berdiri untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada saat ini telah ada rumusan mengenai pilar tersebut yang paling terkenal adalah 4 (empat) pilar pendidikan yang dirumuskan oleh Unesco yaitu : learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be. Atau belajar untuk mengetahui, belajar melakukan (berkarya), belajar untuk hidup bersama, dan belajar untuk menjadi (berkembang utuh). Namun keempat pilar yang diungkapkan Unesco ini tidak mengakomodasi tujuan dari sistem pendidikan nasional di Indonesia yang tercantum dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 yang berbunyi:

 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”

Oleh karena itu maka timbulah penambahan pilar agar dapat menjadi pilar yang mengakomodasi tujuan dari sistem pendidikan Indonesia yang kemudian dikenal dengan 5 (lima) pilar belajar Indonesia yaitu: 1). Learning to believe and convince the almighty God. 2). Learning to know. 3). Learning to do. 4). Learning to live together. 5). Learning to be
(Sumber Gambar: http://www.ideaonline.co.id)


1. Learning to belive and convince the almighty God (Belajar untuk mempercayai dan meyakini Tuhan yang Maha Esa)
Mempercayai dan meyakini Tuhan yang Maha Esa tidak terdapat dalam 4 (empat) pilar Unesco. Inilah pilar yang hilang, namun tidak demikian dengan Indonesia. Indonesia merupakan negara ketuhanan yang menjunjung tinggi nilai keagamaan oleh karena itu pilar ini dimasukan kedalam pilar belajar di indonesia. Adapun pada proses implementasinya pilar ini sudah terdapat dengan adanya mata pelajaran agama dan PKn. Yang mengajarkan budi pekerti dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Dan sekarang dalam tujuan pembelajaranpun telah dimasukan unsur spiritual dalam K1.

2. Learning to know (Belajar untuk mengetahui)
Pilar belajar untuk mengetahui berkenaan dengan cara mendapatkan pengetahuan, pemahaman dengan media yang ada. Media bisa berupa buku, internet, dan teknologi yang lainya. Pada ssat ini teknologi untuk mendukung kemajuan ilmu pengetahuan sangat berkembang pesat hampir seluruh informasi yang terkumpul dari berbagai penjuru dunia dapat dengan mudah diakses dengan internet. Pada implementasinya pilar ini sudah berjalan di Indonesia, proses belajar, membaca, menghafal, dan mendengarkan di kelas merupakan implementasi dari pilar ini.

3. Learning to do (Belajar untuk melakukan/berkarya)
Pilar belajar selanjutnya adalah belajar untuk melakukan atau berkarya hal ini tidak terlepas dari belajar mengetahui karena perbuatan tidak terlepas dari ilmu pengetahuan. Belajar melakukan atau berkarya pada hakikatnya berkaitan dengan vokasional. Sehingga belajar berkarya merupakan upaya untuk senantiasa melakukan dan berlatih keterampilan untuk keprofesionalan dalam bekerja. Sehingga dapat memenuhi tuntutan kerja yang ada di masyarakat.

4. Learning to live together (Belajar hidup bersama)
Pilar keempat yakni belajar hidup bersama ini karena masyarakat memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Apalagi dizaman globalisasi seperti sekarang ini masyarakat dengan berbagai latar belakang suku, ras, agama, etnik, pendidikan dll. Akan tergabung dalam suatu lingkungan dalam masyarakat, oleh karena itu saling membantu dan menghargai satu dengan yang lainya diperlukan agar tercipta masyarakat yang tertib dan aman. Sehingga senantiasa untuk belajar hidup bersama sangat dibutuhkan.

5. Learning to be (Belajar untuk menjadi atau berkembang secara utuh)
Pilar kelima yaitu belajar untuk menjadi atau berkembang utuh, belajar untuk menjadi atau berkembang secara utuh berkaitan dengan tuntutan kehidupan yang semakin kompleks sehingga dibutuhkan suatu karakter pada diri individu. Belajar menjadi pribadi yang berkembang secara optimal yang memiliki kesesuaian dan keseimbangan pada kepribadianya baik itu moral, intelektual, emosi, spiritual, maupun sosial. Sehingga tentu untuk memenuhi itu semua individu dituntut untuk mengembangkan segala aspek dalam kehidupanya. Terlepas ndividu tersebut akan menjadi siapa dan apa pekerjaanya yang penting adalah dia menjadi sosok yang unggul.

DAFTAR PUSTAKA
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/08/empat-pilar-belajar/
http://www.slideshare.net/pilar/belajar
http://nurs07.blogspot.com/2012/10/empat-pilar-pendidikan-menurut-unesco-html?m=1
http://serbasejarah.blogspot.com/2012/01pilar-pendidikan-indonesia.html?m=1
staff.unila.ac.id/files/pilar-belajar.ppt
UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003



Senin, 21 April 2014

Pembelajaran Pengayaan dan Contohnya



PEMBELAJARAN PENGAYAAN

Oleh: Jeck Prodes Wijaya¬_1213032039 (Ganjil)
 
 

    Dalam suatu pembelajaran senantiasa akan ditemui peserta didik yang cepat menerima pelajaran dan ada pula yang terlambat memahami suatu pelajaran. Terkadang guru hanya fokus kepada peserta didik yang belum memahami pelajaran berbagai cara dilakukan agar peserta didik tersebut dapat mencapai standar kelulusan yang telah di tentukan oleh satuan pendidikan, sehinggga seringkali mengabaikan peserta didik yang memunyai kemampuan lebih dalam belajar padahal peserta didik yang berkemampuan lebih tersebut memunyai hak yang sama untuk mendapatkan perhatian dari seorang guru. Dengan kemampuan kecepatan belajar yang dimilikinya peserta didik tersebut seharusnya dapat memiliki waktu lebih untuk dapat memperdalam dan mempertajam kemampuan belajar dan pemahamanya sehingga akan terbentuk peserta didik yang bukan hanya sekedar lulus standar minimal namun juga terbentuk peserta didik yang berkompetensi lebih.

    Berangkat dari fenomena tersebut sebenarnya sudah cukup lama terdapat gagasan untuk menyelesaikan hal tersebut namun pada prakteknya hal tersebut belum berjalan sebagaimana mestinya oleh karena itu penulis akan memaparkan kembali tentang solusi masalah tersebut yang sering terlupakan oleh para guru yaitu sebuah pembelajaran pengayaan. Secara definisi pembelajaran pengayaan merupakan suatu pengalaman atau kegiatan peserta didik yang telah melampaui persyaratan minimal (KKM) yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukanya. Dari definisi tersebut dapat kita ketahui bahwa pembelajaran pengayaan dilakukan hanya pada peserta didik yang telah lulus atau melampaui persyaratan minimal yang telah ditentukan. Pembelajaran pengayaan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan baru pada peserta didik, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperdalam materi, tercapainya perkembangan peserta didik yang optimal terkait tugas belajarnya, memanfaatkan waktu peserta didik yang telah lulus terlebih dahulu untuk hal-hal yang positif, agar siswa yang lulus cepat tidak dirugikan dengan hanya menunggu temanya yang lambat belajar, dan agar siswa yang lulus cepat tidak mengganggu belajar siswa yang lambat belajar karena kelebihan waktunya.

    Berikut ini jenis pembelajaran pengayaan dan kegiatan pengayaan yang dapat diterapkan oleh guru:
A.    Jenis Pembelajaran Pengayaan
Menurut Depdiknas (2008) dalam panduan penyelenggaraan pembelajaran pengayaan, setidaknya ada tiga jenis pembelajaran pengayaan yaitu:
1.    Kegiatan eksploatori : yaitu kegiatan mencari dari sumber-sumber yang tidak tercakup dalam kurikulum.
2.    Keterampilan proses : yaitu kegiatan yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
3.    Pemecahan masalah atau problem solving : yaitu kegiatan yang dilakukan agar peserta didik memiliki kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Pemecahan masalah itu mencakup: Identifikasi masalah yang akan di pecahkan, penentuan fokus masalah yang akan di pecahkan, penggunaan berbagai sumber pendukung, pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan, analisis data, penyimpulan, dan hasil.

B.    Jenis Kegiatan Pengayaan (Contoh Kegiatan)
Dalam kegiatan pengayaan guru bisa lebih berinovasi karena kegiatan pengayaan lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan kegiatan remedial. Berikut kegiatan pengayaan yang diungkapkan oleh Julaeha (2007):

1. Tutor Sebaya : Selain efektif untuk kegiatan remedial, cara ini juga efektif dalam kegiatan pengayaan. Dengan penggunaan cara ini pemahaman peserta didik mengenai konsep akan meningkat. Selain itu peserta didik juga belajar cara untuk menjelaskan kepada temanya.
 
2. Mengembangkan Latihan : Peserta didik kelompok cepat dapat diminta untuk mengembangkan latihan praktis yang dapat dilaksanakan oleh teman-temannya yang lambat. Kegiatan ini dapat dilakukan untuk pendalaman materi yang menuntut banyak latihan, misalnya pada mata pelajaran matematika. Guru juga bisa meminta peserta didik kelompok cepat untuk membuat soal-soal latihan beserta jawabannya yang akan digunakan dalam kegiatan remedial atau sebagai bahan latihan dalam kegiatan tutor sebaya.

3. Mengembangkan Media dan Sumber Pembelajaran : peserta didik yang telah lulus dapat membuat permainan ataupun karya tulis yang berkenaan dengan materi pembelajaran.

4. Melakukan Proyek : membuat suatu laporan khusus dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, peserta didik yang telah lulus diminta untuk membuat laporan khusus yang berkaitan dengan materi yang sesuai dengan bakat dan minat siswa.

5. Memberikan Permainan atau Masalah Kompetensi Siswa: Memberikan permainan atau suatu permasalahan yang sesuai dengan materi agar mereka merasa tertantang dan berusaha menyelesaikan permainan tersebut dari permainan ini juga peserta didik dapat belajar satu sama lain bagai mana teknik temanya menyelesaikan permainan atau masalah tersebut.

(Observasi dan Membuat karya tulis juga merupakan kegiatan pengayaan)



DAFTAR PUSTAKA
http://apsikabnganjuk.blogspot.com/2012/03/hakikat-pembelajaran-pengayaan-dan.html
http://www.gurukelas.com/2012/07/pengertian-dan-tujuan-kegiatan-pengayaan .html
http://www.gurukelas.com/2012/07/jenis-pembelajarankegiatan-pengayaan.html
http://sakinahunpak.blogspot.com/2013/7/kegiatan-remedial-dan-kegiatan-pengayaan.html?m=1




Selasa, 08 April 2014

HAKIKAT BELAJAR DAN MENGAJAR


HAKIKAT BELAJAR DAN MENGAJAR

Oleh: Jeck Prodes Wijaya_1213032039 (Ganjil)


   Belajar dan mengajar pada dasarnya tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia dari sejak awal terciptanya manusia, mengapa demikian? itu karena manusia sudah mulai belajar dan mengajar sejak peradaban pertama manusia di muka bumi. Baik menurut teori revolusi dimana manusia terus berkembang dari zaman batu manusia mulai belajar menggunakan batu sebagai alat untuk berburu, mulai belajar bercocok tanam dan lain sebagainya, manusia senantiasa belajar dan mengajarkan kepada kelompoknya hal-hal baru yang Ia temukan. Dalam sudut pandang lainpun demikian dalam kepercayaan masyarakat yang menganut agama samawi seperti Islam dan Kristen dimana manusia petama adalah Adam disanapun manusia pertama sudah melakukan proses belajar dimana Adam belajar tentang nama-nama Tuhan-Nya untuk menunjukan kepada Malaikat dan Iblis Adam pantas menjadi pemimpin di muka bumi disanapun sudah ada proses belajar dan mengajar, antara Adam dengan Tuhan-Nya.

(Gambar dari: https://indonesianic.wordpress.com)

    Pada saat ini belajar dan mengajar menjadi hal yang sangat penting karena semakin terus berkembangnya zaman sekarang belajar menjadi sebuah kewajiban kita mungkin tidak asing dengan selogan wajib belajar Sembilan tahun, atau sekarang berkembang menjadi wajib belajar dua belas tahun. Oleh karena itu penting kiranya bagi kita semua untuk lebih memahami mengenai hakikat belajar dan mengajar agar kita tidak hanya menjadi sebuah komponen dalam belajar dan mengajar yang justru tidak mengetahui hakikat belajar dan mengajar itu sendiri. Oleh karena itu mari bersama-sama kita memahami hakikat belajar dan mengajar,

1. Definisi dan Hakikat Belajar
    Menurut Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) dalam http://ramliberbagiilmu.blogspot.com pengertian “belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.”
    Menurut Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004) dalam http://ramliberbagiilmu.blogspot.com belajar merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman.
Dari definisi tersebut bisa kita simpulkan bahwa hakikat belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan kemampuan-kemampuan tertentu baik itu fisik seperti kemampuan dan keterampilan atau kemampuan non fisik seperti sikap, motivasi, ataupun hal lainya yang muncul dari dalam diri yang diperoleh melalui sebuah pengalaman dan melalui rangkaian yang berkelanjutan dari masa bayi sampai akhir hayat.

2. Definisi dan Hakikat Mengajar
    Menurut Nasution (1986) mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan-sebaik-baiknya dan menghubungkanya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.
    Menurut Tardif (1989) mengajar adalah any action performed by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar.
     Menurut Tyson dan Caroll (1970) mengajar adalah a way working with students…A process of interaction, the teacher does something to student, the students do something in retern.  Dari definisi mengisyaratkan bahwa mengajar merupakan suatu cara proses hubungan timbal balik antara pendidik dengan peserta didiknya yang sama-sama aktif melakukan kegiatan.
    Dari definisi tersebut dapat kita ambil bahwa pada hakikatnya mengajar juga merupakan suatu proses dimana pendidik melakukan kegiatan seperti mengorganisasi, mengatur kondisi lingkungan, dan mengaitkanya dengan tujuan untuk membantu atau memudahkan peserta didik memahami apa yang diajarkan sehingga dapat mencapai tujuan dari pengajaran.

DAFTAR PUSTAKA
http://ramliberbagiilmu.blogspot.com/2012/03/hakekat-belajar-dan pembelajaran. html
http://jumianto.blogspot.com/2011/02/hakikat-belajar-dan-pembelajaran.html
http://juprimalino.blogspot.com/2012/01/pengertian-mengajar-menurut-para-ahli. html?m=1



Note: Semoga Bermanfaat :), Boleh diambil tapi cantumkan sumbernya ya... :D




   


   

Senin, 24 Maret 2014

8 Macam Kecerdasan Manusia Menurut Howard Gardner


MENGENALI 8 TIPE KECERDASAN MANUSIA MENURUT HOWARD GARDNER
                                                 Oleh: Jeck Prodes Wijaya_1213032039 (Ganjil)
   
    Setiap individu memiliki perbedaan kemampuan, ternyata hal tersebut juga berlaku pada kecerdasan. Kecerdasan merupakan kemampuan dalam memecahkan suatu persoalan serta menciptakan suatu produk dengan berbagai sudut pandang dan terjadi dalam kondisi yang nyata. Hal ini diungkapkan oleh Psikolog terkenal Prof. Howard Gardner, berangkat dari hal tersebut tentu akan ada banyak manfaat jika dapat mengetahui macam-macam tipe kecerdasan. Baik nantinya akan digunakan sebagai pengetahuan untuk dapat mengoptimalkan kemampuan diri, atau sebagai profesi seperti pendidik yang tentu perlu memahami kelebihan dan kekurangan peserta didiknya, atau bahkan sebagai seorang direktur  yang mengetahui kemampuan karyawanya sehingga bisa menempatkanya pada posisi yang sesuai. Oleh karena itu kali ini akan di paparkan tipe-tipe kecerdasan beserta cirri-cirinya menurut Prof. Howard Gardner atau lebih sering dikenal dengan Delapan Tipe Kecerdasan menurut Gardner.

1. Kecerdasan Linguistik (Word Smart)
    Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Orang yang memiliki kecerdasan ini merupakan seseorang yang pandai mengolah kata-kata saat berbicara maupun menulis. Orang tipe ini biasanya gemar mengisi TTS, bermain scrable, membaca, dan bisa mengartikan bahasa tulisan dengan jelas.
Ciri-cirinya:  Senang bermain dengan kata-kata, menikmati membaca, diskusi dan menulis, suka membumbui percakapan dengan hal-hal menarik yang baru saja Ia baca atau dengar, suka mengerjakan teka-teki silang,bermain scrable atau bermain puzzle. Dapat mengeja dengan sangat baik, senang bermain dengan kata-kata. Jika Seseorang memiliki kecerdasan ini, maka pekerjaan yang cocok untuk Ia adalah jurnalis, penyair, atau pengacara.

2. Kecerdasan Matematis atau Logika (Number Smart)
    Kecerdasan logik matematik ialah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Ia mampu memikirkan dan menyusun solusi dengan urutan yang logis atau masuk akal. Tipe kecerdasan ini adalah orang yang memiliki kecerdasan dalam hal angka dan logika.
Ciri-cirinya: senang bekerja dengan angka dan dapat melakukan perhitungan mental (mencongak), senang menyiapkan jadwal perjalanan secara terperinci, senang dengan permainan, puzzle atau sesuatu yang membutuhkan kemampuan berpikir logis dan statistis seperti permainan cheker atau catur. Pekerjaan yang cocok jika memiliki kecerdasan ini adalah ilmuwan, akuntan, atau progammer.

3. Kecerdasan Spasial (Picture Smart)
    Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Mereka yang termasuk ke dalam tipe ini memiliki kepekaan tajam untuk visual, keseimbangan, warna, garis, bentuk, dan ruang. Selain itu, mereka juga pandai membuat sketsa ide dengan jelas.
Ciri-cirinya: menyukai seni, menikmati lukisan dan patung. Memilki cita rasa yang baik akan warna, cenderung menyukai pencatatan secara visual dengan menggunakan kamera atau handycam. Pekerjaan yang cocok untuk tipe kecerdasan ini adalah arsitek, fotografer, desainer, pilot, atau insinyur.

4. Kecerdasan Kinetik-Jasmani (Body Smart)
    Kecerdasan kinestetik ialah kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan. Orang tipe ini mampu mengekspresikan gagasan dan perasaan. Mereka menyukai olahraga dan berbagai kegiatan yang mengandalkan fisik.
Cri-cirinya: gemar berolahraga atau melakukan kegiatan fisik, cakap dalam melakukan sesuatu seorang diri, senang memikirkan persoalan sambil aktif dalam kegiatan fisik seperti berjalan atau lari. Pekerjaan yang cocok untuk orang tipe ini  adalah atlet, pengrajin, montir, dan penjahit.

5. Kecerdasan Musikal (Music Smart)
    Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar.
Ciri-cirinya: yaitu suka bersiul, mudah menghafal nada lagu yang baru didengar, menguasai salah satu alat musik tertentu, peka terhadap suara sumbang, dan gemar bekerja sambil bernyanyi. Pekerjaan yang cocok untuk Seorang yang memunyai kecerdasan ini adalah penyanyi atau pencipta lagu.

6. Kecerdasan Interpersonal (People Smart)
    Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Orang tipe ini biasanya mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, dan temperamen orang lain.
Ciri-cirinya: senang bekerja sama dengan orang lain dalam suatu kelompok atau komite, lebih suka belajar kelompok dari pada belajar sendiri. Pekerjaan yang cocok untuk orang tipe ini antara lain networker, negosiator, atau guru.

7. Kecerdasan Intrapersonal (Self Smart)
    Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri. Dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri. Orang tipe ini memiliki kecerdasan pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertindak secara adaptif berdasarkan pengenalan diri.
Ciri-cirinya: sering menyendiri untuk memikirkan dan memecahkan masalah itu sendiri, memunyai hobi atau kesenangan yang bersifat pribadi yang tidak banyak anda bagikan atau ungkapkan kepada orang lain. Pekerjaan yang cocok untuk Orang dengan tipe ini yaitu konselor atau teolog.

8. Kecerdasan Naturalis (Nature Smart)
    Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan. Orang yang memiliki kecerdasan ini mampu memahami dan menikmati alam dan menggunakannya secara produktif serta mengembangkan pengetahuannya mengenai alam.
Ciri-cirinya: yaitu mencintai lingkungan, mampu mengenali sifat dan tingkah laku binatang, dan senang melakukan kegiatan di luar atau alam. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh petani, nelayan, pendaki, dan pemburu.


DAFTAR PUSTAKA
http://mazin-idiotclub.blogspot.com/2013/10/8-tipe-kecerdasan-manusia.html
http://brainvit.com/lebih-pintar-mana-habibie-atau-rudy-hartono.html
http://jendelasuara.blogspot.com/2013/04/8-tipe-kecerdasan-menurut-Howard-Gardner.html?m=1
http://ultrasonik20.blogspot.com/2011/04/8-jenis-kecerdasan-manusia menurut.html?=1
   
   


Selasa, 18 Maret 2014

APA PERBEDAAN PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, TEKNIK DAN MODEL PEMBELAJARAN

PERBEDAAN PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, TEKNIK, DAN MODEL PEMBELAJARAN.
PEMAHAMAN KONSEP PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, TEKNIK, DAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK PARA PENDIDIK


                                               Oleh: Jeck Prodes Wijaya_1213032039 (Ganjil)

             
Perkembangan kesejahteraan guru di Indonesia dari tahun-ketahunya semakin membaik sekarang kesejahteraan guru mulai di perhatikan oleh pemerintah, jika kita bandingkan kondisi guru beberapa tahun silam dengan kondisi yang sekarang tentu sangat jauh berbeda kondisinya. Pelaksanaan program peningkatan kesejahteraan guru seperti sertifikasi dan gaji ke-13 sudah berjalan dengan baik. Namun sangat disayangkan, kondisi kesejahteraan guru yang semakin membaik ini kurang berbanding lurus dengan keprofesionalan guru itu sendiri. Masih banyak guru yang tidak paham dengan istilah-istilah dalam dunia pendidikan dan pembelajaran yang sudah selayaknya untuk dipahami oleh guru. Oleh karena itu kali ini akan dijelaskan beberapa konsep dalam pembelajaran yang sering ditemui oleh guru, diharapkan dengan penjelasan beberapa konsep tersebut dapat menambah wawasan para guru atau tenaga kependidikan sehingga dapat mengaplikasikan pemahaman tersebut dilapangan. Dan tentunya output yang diharapkan nanti kedepanya adalah terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas untuk bangsa Indonesia.  Baiklah langsung saja konsep yang akan dijelaskan kali ini adalah tentang: Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran.

1. Pendekatan Pembelajaran
    Pendekatan pembelajaran memiliki banyak sekali definisi namun masing-masing masih memiliki hubungan. Namun secara konseptual Pendekatan pembelajaran dapat di definisikan sebagai suatu cara pandang atau orientasi yang dilakukan terhadap proses pembelajaran, yang mewadahi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu untuk mencapai tujuan intruksional tertentu. Disini berarti pendekatan pembelajaran merupakan suatu fokus orientasi yang digunakan guru dan murid selama proses pembelajaran berlangsung, fokus orientasi pembelajaran tersebut terbagi kedalam dua bagian yakni: 1) pembelajaran berorientasi pada siswa (student centered approach) berarti fokus yang menjadi pusat pembelajaran terdapat pada siswanya, siswa yang dituntut untuk active dalam pembelajaran guru hanya sebagai fasilitator yang memfasilitasi dan mendampingi siswanya. 2) pembelajaran berorientasi pada guru (teacher centered approach) yakni pembelajaran berpusat pada guru, guru memunyai peranan yang sangat penting, guru menjadi sumber informasi dan gurupun bias menentukan apa saja yang harus dikuasai siswa.

Minggu, 16 Maret 2014

PEMBELAJARAN REMEDIAL, MENGENAL DAN MEMAHAMI PEMBELAJARAN REMEDIAL


MENGENAL DAN MEMAHAMI PEMBELAJARAN REMEDIAL

Oleh: Jeck Prodes Wijaya_1213032039 (Ganjil)

Pembelajaran remedial merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan, selama dalam proses pendidikan itu terdapat standar yang harus dicapai oleh peserta didik. Pembelajaran remedial harus disediakan karena pada hakikatnya pembelajaran remedial merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menolong peserta didik meningkatkan prestasi belajarnya sehingga peserta didik mampu mencapai suatu standar yang telah di tetapkan. Karena setiap individu dilahirkan unik begitupula dalam proses pendidikan dan pembelajaran setiap masing-masing individu memunyai kemampuan yang berbeda masing-masing memunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing hal inilah yang menyebabkan perbedaan hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran.

Menurut Chaplin (1995:244) di dalam (http://cedaspendidikan.blogspot.com/2010/08/ pendididikan-teori-perbedaan-individual.html?m=1) perbedaan individual adalah “sebarang sifat atau perbedaan kuantitatif dalam suatu sifat, yang bisa membedakan antara suatu individu dengan individu lainya”  dari teori tersebut diketahui bahwa individu memiliki perbedaan sifat sehingga membuat mereka berbeda dengan yang lainya. ketika perbedaan ini di satukan dalam suatu usaha yang disebut belajar tentu hasil yang akan dicapaipun akan berbeda. dalam proses pembelajaran dari tujuan hasil belajar yang akan dicapai tersebut maka dibuatlah suatu standar pencapaian yang disebut KKM (Kriteria Kelulusan Minimal). dalam proses pencapaian tersebut ada yang bisa mencapai dan melebihi KKM dan ada pula yang tidak dapat mencapai KKM. ketidaktercapaian KKM tersebut disebabkan oleh banyak faktor yang akhirnya keseluruhan tersebut disebut dengan kesulitan belajar.

Selasa, 12 November 2013

PENGERTIAN DAN TEORI KONFLIK SOSIAL

PENGERTIAN, TEORI, FAKTOR, DAN AKIBAT KONFLIK
                

  •  Definisi Konflik
   
Sebelum lebih jauh berbicara tentang konflik ada baiknya diketahui dulu arti konflik. Beberapa ahli memberikan definisi tentang konflik dari sudut pandang masing-masing. Berikut ini adalah pendapat mereka tentang pengertian konflik.
1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.

2. Menurut Gibson, et al (1997), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.

3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.

4. Muchlas (1999), Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi. Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.

5. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.

    6. Menurut Berstein (1965), Menurut Berstein, konflik merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik ini mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan negatif dalam interaksi manusia.

7. Menurut Pace dan Faules (1994),  Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami.

8. Robert M.Z. Lawang, Menurut Lawang, konflik adalah perjuangan memperoleh status, nilai, kekuasaan, di mana tujuan mereka yang berkonflik tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.

Penyelesaian Sengketa Dalam Hukum Internasional

PENYELESAIAN SENGKETA DALAM HUKUM INTERNASIONAL     Penyelesaian sengketa dalam hukum internasional, baiklah sebelum penulis aka...